Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan |
Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan. Rabu, 07 Januari 2015 14:19 WIB. Jakarta - Rektor Universitas Islam Negeri Ciputat, Tangerang Selatan, Komaruddin Hidayat setuju dengan pendapat Nahdlatul Ulama yang memperbolehkan jemaah salat Jumat menyanggah khotbah berisi penghinaan terhadap orang lain dan umat agama lain.
Dia mengakui memang tidak ada dasar aturan dalam Al-Quran atau hadis yang memperbolehkan jemaah menginterupsi khotbah Jumat yang isinya menghina orang lain atau kelompok lain. "Tapi, kalau khotbah menjelekkan orang, ya, tak benar juga," kata Komaruddin ketika dihubungi Tempo, Rabu, 7 Januari 2015. (Baca: Kutipan Utuh Fatwa Boleh Interupsi Khotbah.)
Menurut dia, khotbah salat Jumat punya tiga makna, yakni mempererat persaudaraan, menambah ilmu, dan mempertebal ketakwaan. Karena itu, kata dia, khotbah yang menjelekkan orang lain tak punya makna sedikit pun. (Baca:Fatwa Boleh Interupsi Khotbah Ngawur, Ini Mulanya.)
Komaruddin mengatakan tak ada salahnya menyanggah khotbah Jumat. Sebab, menyanggah atau memperingatkan seorang imam yang memimpin salat diperbolehkan. "Posisi salat lebih tinggi dari khotbah," katanya.
Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan
Meski begitu, Komaruddin menyarankan jemaah salat Jumat melakukan interupsi dengan cara yang bijak. Cara interupsi dengan memotong pembicaraan khatib dianggap bisa merusak suasana ibadah. Sebaiknya jemaah melakukan sanggahan khotbah dengan cara halus.
Sebagai contoh, jemaah mengajukan sanggahan dengan cara menulis catatan pada secarik surat dan diberikan kepada khatib yang sedang ceramah. Cara lebih halus, Komaruddin melanjutkan, jemaah bisa menyampaikan langsung keberatan materi khotbah ke khatib seusai salat Jumat. "Bahkan lebih baik kalau masjid membuka ruang diskusi seusai salat Jumat. Selain memberi ruang untuk interupsi, bisa menambah ilmu," kata Komar.
Sebelumnya, Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa jemaah salat Jumat boleh menginterupsi khatib yang menyampaikan hal-hal ngawur dalam ibadah itu. Jemaah boleh menyela andai pengkhotbah menjelek-jelekkan kelompok lain. Interupsi tersebut diperbolehkan asal didukung dengan pengetahuan yang benar.(Tempo) Sumber: http://theglobejournal.com/Pendidikan/khutbah-penuh-cacian-bisa-dihentikan/index.php. Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan
Dia mengakui memang tidak ada dasar aturan dalam Al-Quran atau hadis yang memperbolehkan jemaah menginterupsi khotbah Jumat yang isinya menghina orang lain atau kelompok lain. "Tapi, kalau khotbah menjelekkan orang, ya, tak benar juga," kata Komaruddin ketika dihubungi Tempo, Rabu, 7 Januari 2015. (Baca: Kutipan Utuh Fatwa Boleh Interupsi Khotbah.)
Menurut dia, khotbah salat Jumat punya tiga makna, yakni mempererat persaudaraan, menambah ilmu, dan mempertebal ketakwaan. Karena itu, kata dia, khotbah yang menjelekkan orang lain tak punya makna sedikit pun. (Baca:Fatwa Boleh Interupsi Khotbah Ngawur, Ini Mulanya.)
Komaruddin mengatakan tak ada salahnya menyanggah khotbah Jumat. Sebab, menyanggah atau memperingatkan seorang imam yang memimpin salat diperbolehkan. "Posisi salat lebih tinggi dari khotbah," katanya.
Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan
Meski begitu, Komaruddin menyarankan jemaah salat Jumat melakukan interupsi dengan cara yang bijak. Cara interupsi dengan memotong pembicaraan khatib dianggap bisa merusak suasana ibadah. Sebaiknya jemaah melakukan sanggahan khotbah dengan cara halus.
Sebagai contoh, jemaah mengajukan sanggahan dengan cara menulis catatan pada secarik surat dan diberikan kepada khatib yang sedang ceramah. Cara lebih halus, Komaruddin melanjutkan, jemaah bisa menyampaikan langsung keberatan materi khotbah ke khatib seusai salat Jumat. "Bahkan lebih baik kalau masjid membuka ruang diskusi seusai salat Jumat. Selain memberi ruang untuk interupsi, bisa menambah ilmu," kata Komar.
Sebelumnya, Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa jemaah salat Jumat boleh menginterupsi khatib yang menyampaikan hal-hal ngawur dalam ibadah itu. Jemaah boleh menyela andai pengkhotbah menjelek-jelekkan kelompok lain. Interupsi tersebut diperbolehkan asal didukung dengan pengetahuan yang benar.(Tempo) Sumber: http://theglobejournal.com/Pendidikan/khutbah-penuh-cacian-bisa-dihentikan/index.php. Khutbah Jumat Yang Penuh Cacian Bisa Dihentikan
0 comments:
Post a Comment
Silakan memberi komentar dan masukan atas Materi Teks Makalah Naskah Contoh Khutbah Jumat Singkat ini.