Khutbah Jumat Dimata-Matai, PDIP Dikecam |
Khutbah Jumat Dimata-Matai, PDIP Dikecam. PDIP Dikecam Soal Gagasan Memata-matai Khutbah Jumat. Friday, 30 May 2014, 21:34 WIB. AP/Amr Nabil
Imam menyampaikan khutbah di dalam masjid (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan kubu pasangan capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Jusuf Kalla soal pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat di masjid-masjid menuai kecaman dari Pemuda Muhammadiyah. Aksi semacam itu dinilai sangat memprovokasi umat Muslim.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat justru lebih berbahaya dari sekadar kampanye hitam. Pasalnya, tindakan tersebut mengesankan seakan-akan para khatib di masjid-masjid sebagai alat bagi kepentingan politik tertentu.
"Tidak tanggung-tanggung, yang mereka tuduh begitu adalah para alim ulama yang selama ini bekerja keras membina umat," kata Saleh, Jumat (30/5).
Menurutnya, ide dari kubu Jokowi-JK tersebut ingin memberikan kesan seolah-olah pasangan capres dan cawapres itu sedang dizalimi oleh khatib-khatib yang menyampaikan khutbah di masjid. Padahal, kata Saleh, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya black campaign yang dilakukan di atas mimbar-mimbar Jumat.
Para penggagas ide tersebut, kata Saleh lagi, dipastikan tidak memahami fungsi masjid secara baik. Mereka juga dinilai tidak memahami esensi dakwah Islam. Apalagi, bagi umat Muslim masjid memiliki banyak fungsi. Selain untuk ibadah, masjid juga sering digunakan untuk pemberdayaan umat baik dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dan juga politik.
"Masjid tidak pernah difungsikan untuk menyebarkan fitnah. Para ustadz pasti tahu kalau menyebar fitnah adalah perbuatan keji. Demi kepentingan politik sesaat, para penggagas ide tersebut dengan mudah melemparkan tuduhan yang tidak bertanggung jawab." ujar Saleh lagi.
Sebelumnya Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, William Yani, menginstruksikan kepada kader dan pendukung Jokowi-JK yang muslim agar memantau khutbah Jumat di masjid-masjid. Instruksi tersebut terungkap lewat info yang diposting pada akun twitter berita PDIP @news_pdip, Kamis (29/5) kemarin.
William beralasan, pengawasan tersebut perlu dilakukan karena khutbah Jumat pernah digunakan oknum untuk mendukung salah satu kandidat dan menjelekkan kandidat lainnya pada Pilgub DKI dua tahun lalu
sumber: http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/01/n6e5tv-pdip-dikecam-soal-gagasan-mematamatai-khutbah-jumat Khutbah Jumat Dimata-Matai, PDIP Dikecam.
SURABAYA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Islam (MUI) menjamin tidak akan ada kampanye hitam dalam khutbah Jumat di masjid-masjid. Sebab, materi khutbah Jumat diatur oleh syariat Islam, yakni hanya memuat seruan kepada umat Islam dalam melakukan kebaikan.
Imam menyampaikan khutbah di dalam masjid (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan kubu pasangan capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Jusuf Kalla soal pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat di masjid-masjid menuai kecaman dari Pemuda Muhammadiyah. Aksi semacam itu dinilai sangat memprovokasi umat Muslim.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat justru lebih berbahaya dari sekadar kampanye hitam. Pasalnya, tindakan tersebut mengesankan seakan-akan para khatib di masjid-masjid sebagai alat bagi kepentingan politik tertentu.
"Tidak tanggung-tanggung, yang mereka tuduh begitu adalah para alim ulama yang selama ini bekerja keras membina umat," kata Saleh, Jumat (30/5).
Menurutnya, ide dari kubu Jokowi-JK tersebut ingin memberikan kesan seolah-olah pasangan capres dan cawapres itu sedang dizalimi oleh khatib-khatib yang menyampaikan khutbah di masjid. Padahal, kata Saleh, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya black campaign yang dilakukan di atas mimbar-mimbar Jumat.
Para penggagas ide tersebut, kata Saleh lagi, dipastikan tidak memahami fungsi masjid secara baik. Mereka juga dinilai tidak memahami esensi dakwah Islam. Apalagi, bagi umat Muslim masjid memiliki banyak fungsi. Selain untuk ibadah, masjid juga sering digunakan untuk pemberdayaan umat baik dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dan juga politik.
"Masjid tidak pernah difungsikan untuk menyebarkan fitnah. Para ustadz pasti tahu kalau menyebar fitnah adalah perbuatan keji. Demi kepentingan politik sesaat, para penggagas ide tersebut dengan mudah melemparkan tuduhan yang tidak bertanggung jawab." ujar Saleh lagi.
Sebelumnya Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, William Yani, menginstruksikan kepada kader dan pendukung Jokowi-JK yang muslim agar memantau khutbah Jumat di masjid-masjid. Instruksi tersebut terungkap lewat info yang diposting pada akun twitter berita PDIP @news_pdip, Kamis (29/5) kemarin.
William beralasan, pengawasan tersebut perlu dilakukan karena khutbah Jumat pernah digunakan oknum untuk mendukung salah satu kandidat dan menjelekkan kandidat lainnya pada Pilgub DKI dua tahun lalu
sumber: http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/01/n6e5tv-pdip-dikecam-soal-gagasan-mematamatai-khutbah-jumat Khutbah Jumat Dimata-Matai, PDIP Dikecam.
Khutbah Jumat Dimata-Matai, PDIP Dikecam. MUI Jamin Tidak Ada Kampanye Hitam
SURABAYA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Islam (MUI) menjamin tidak akan ada kampanye hitam dalam khutbah Jumat di masjid-masjid. Sebab, materi khutbah Jumat diatur oleh syariat Islam, yakni hanya memuat seruan kepada umat Islam dalam melakukan kebaikan.
"Kalau yang isinya menghujat,
menggembosi, dan kampanye hitam, itu namanya bukan khutbah, tapi
fitnah. Ini dilarang dalam ajaran Islam," kata salah satu Ketua MUI Jawa
Timur, Najib Hamid, di Surabaya, Minggu (1/6/2014).
Pihaknya
menyayangkan rencana pengawasan khutbah Jumat di masjid-masjid oleh
salah satu tim pemenangan capres-cawapres sebagai antisipasi kampanye
hitam.
"Tindakan itu pasti melukai hati umat Islam, dan
sama saja menuduh kelompok agama tertentu dengan tuduhan yang tidak
benar dan sangat berlebihan," tambahnya.
Najib mengajak
semua unsur masyarakat baik itu yang terlibat langsung atau tidak dalam
pilpres nanti, bisa menjaga diri, tidak bertindak berlebihan, demi
keamanan dan kenyamanan terlaksananya Pilpres 9 Juli nanti.
Seperti
diberitakan, DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur mengeluakan instruksi
bahwa kader Banteng yang muslim harus memantau materi ceramah khotib
Jumat. Adanya instruksi tersebut dibenarkan oleh Eva Sundari, salah satu
anggota Tim Pemenangan Capres Jokowi-JK.
PDI-P bantah
Sementara
itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membantah kabar yang
beredar di sejumlah media, termasuk media sosial, tentang rencana
menempatkan petugas intelijen di semua masjid di Indonesia. Kabar
tersebut dianggap sebagai bentuk kampanye hitam yang ingin memperkeruh
suasana jelang bergulirnya Pemilu Presiden 2014.
"Kami
sering menjadi korban operasi khusus dan PDI-P sama sekali tidak
memiliki intel dan tidak ada keinginan menempatkan intel di tempat
ibadah," kata Ketua DPP PDI-P Hamka Haq dalam pernyataan tertulis yang
diterima Kompas.com, Minggu (1/6/2014) siang.
Ia
menjelaskan, PDI-P hanya memiliki kader dan simpatisan yang loyal dan
sebagian besar adalah rakyat marhaen. Seluruh kader dan simpatisan itu
ditempa dengan baik oleh partai agar ideologinya sejalan dan karakternya
terbentuk dengan baik.
Ketua Umum Baitul Muslimin
Indonesia itu juga menegaskan, Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung
poros koalisi PDI-P dalam Pilpres 2014 juga akan menjadikan masjid
sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi untuk
kemaslahatan umat. Ia menjamin bahwa Jokowi-JK dan seluruh tim
pemenangannya tak akan pernah menjadikan masjid sebagai tempat kampanye.
"Mereka
yang menggunakan tempat ibadah sebagai tempat penyiaran berita-berita
yang tidak berdasarkan fakta, bahkan cenderung fitnah, justru telah
menodai tempat suci itu," ujarnya.
Hamka menambahkan,
sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla tak pernah
sekali pun membawa organisasinya itu untuk kepentingan politik. Bahkan
dengan tegas, JK melarang seluruh anggotanya menggunakan DMI sebagai
alat politik, termasuk menggalang dukungan untuk dirinya.
"Marilah
bersama kita jaga seluruh tempat ibadah untuk tidak disalahgunakan.
Beliau berdua (Jokowi-JK) percaya, siapa yang mengobarkan kebencian di
tempat suci, tidak akan mendapat dukungan dari rakyat," ujar Hamka.
Penulis : Kontributor Surabaya, Achmad Faizal http://regional.kompas.com/read/2014/06/01/1756124/MUI.Jamin.Tak.Ada.Kampanye.Hitam.di.Khutbah.Jumat
#khutbahjumat http://contohkhutbahjumatsingkat1.blogspot.com
#khutbahjumat http://contohkhutbahjumatsingkat1.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment
Silakan memberi komentar dan masukan atas Materi Teks Makalah Naskah Contoh Khutbah Jumat Singkat ini.